Rabu, 24 Oktober 2012

Interelasi Komponen Akuakultur


Sumberdaya air

Sumberdaya air secara kuantitatif maupun kualitatif merupakan prasyarat untuk bisa berlangsungnya kegiatan akuakultur.

Perairan tawar (0-5 ppt, part per thousand)

a.Perairan berbentuk aliran: sungai dan saluran irigasi

1.Sungai: aliran di permukaan bumi yang terjadi    secara alamiah, bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah

2.Saluran irigasi: aliran air di permukaan bumi yang terjadi bukan secara alamiah, melainkan sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai keperluan


b.Perairan berbentuk genangan: danau, waduk, situ

1.Danau: genangan air di permukaan bumi yang terjadi secara alamiah
oligotrofik: danau yang tidak subur
eutrofik: danau yang subur
mesotrofik: danau dengan kesuburan sedang

2.Waduk: danau buatan yang dibangun dengan cara membendung sungai dengan dam (bendungan)
aliran (sungai)stagnant

3.Situ: danau atau waduk yang berukuran relatif kecil, baik luasan, kedalaman, maupun volume airnya. Kedalaman sekitar 1-7 m dan menjadi kering ketika musim kemarau


c.Perairan berbentuk curahan: mata air, air sumur, air hujan

1.Mata air: kumpulan dari rembesan air di dalam tanah dan muncul ke permukaan bumi sebagai mata air. Umumnya jernih dan unsur hara yang dikandungnya tergantung jenis batuan yang terdapat di aliran air bawah tanah.  Batuan kapur maka airnya mengandung kalsium (Ca)

2.Air sumur: diperoleh dengan menggali tanah hingga kedalaman tertentu.

Sumber air bisa berasal dari sungai bawah tanah atau resapan air

3.Air hujan: berasal dari presipitasi uap air di udara.

Di permukaan bumi, curahan hujan tersebut sebagian meresap ke dalam tanah, dan sebagian lagi mengalir membentuk sungai dan menggenang membentuk danau

2. Perairan payau (6-29 ppt)

a. Perairan payau di muara sungai dan pantai

Sungai yang membawa air tawar dari daratan akan bermuara di pantai sehingga air tersebut bercampur dengan air laut membentuk air payau.

Perairan payau memiliki salinitas yang berfluktuasi dan dengan kisaran yang sangat lebar.  Kondisi demikian membentuk komunitas biota yang khas.

b. Perairan payau di rawa

Rawa payau adalah genangan air yang terbentuk akibat adanya cekungan di belakang garis pantai yang terisi (digenangi) air saat pasang air laut.
- stagnan
- fluktuasi salinitas tinggi

3. Perairan payau di paluh

Paluh adalah perairan laut yang menjorok jauh ke dalam daratan hingga membentuk seperti sungai.
- payau cenderung asin
- stagnan, sirkulasi air terjadi akibat adanya tenaga pasang surut

Perairan Laut (30-35 ppt)
Berdasarkan kedalaman:
laut dangkal (shallow sea) <30 m
laut dalam (deep sea) >30 m
Berdasarkan keterlindungannya:
laut terbuka
laut terlindung: teluk, selat, shallow sea marikultur (setelah dikaji aspek aksesibilitas, legalitas, hidrooseanografi, kualitas air, ekosistem, sosekbud

Wadah/struktur yang mengandung ikan budidaya dan lingkungan air tempat ikan hidup

Tipe fasilitas produksi bergantung kepada:
Faktor-faktor lingkungan seperti kualitas tanah, kualitas dan kuantitas air, topografi lahan

Faktor-faktor teknologi seperti jenis ikan, tingkat teknologi yang digunakan

Tidak semua daratan atau lingkungan perairan cocok untuk dibuat kolam.  Faktor-faktor yang mempengaruhi kecocokannya bagi budidaya banyak dan komplek.

Kriteria seleksi:
1. Kualitas dan kuantitas air
Air merupakan medium untuk ikan hidup, sehingga harus dipertahankan dalam jumlah dan kualitas.

Jumlah air bergantung pada:
- laju evaporasi dan rembesan
- jenis ikan yang dibudidayakan
- tingkat budidaya

Kualitas air ditentukan oleh:
- gas terlarut: O2 dan CO2
- kesadahan, alkalinitas, pH, suhu, salinitas, padatan       terlarut (organik & anorganik), bahan pencemar (industri, pertanian).

2.Topografi dan elevasi lahan
Topografi mempengaruhi
- tinggi tanggul
- luas kolam

Elevasi kolam yang diisi dan dikeringkan dengan pasang-surut, idealnya kolam tersebut dapat diisi hingga kedalaman 1-1,5 m dan dapat dikeringkan total dengan pasang surut harian, ~ 2 mingguan.

Kalau yang diisi dari air sungai/saluran, hendaknya elevasinya cukup rendah, dan kolam dapat diisi air hingga kedalaman 1-1,5 m.

Kalau yang diisi air dengan pompa, elevasi dapat mendekati permukaan sumber air.

3.Ketersediaan dan penggunaan lahan dan air
Harus tersedia dan dapat digunakan.  Ketersediaannya seringkali mrp pembatas utama diberbagai lokasi, seringkali terbatas secara sosial maupun hukum.

4.Kualitas tanah
Tekstur dan susunan kimia mrp 2 sifat tanah yang penting bagi budidaya.

Tekstur ~ kapasitas retensi air, tanah harus tidak permeabel bagi air

Susunan kimia ~ ketersediaan zat hara, keasaman, adanya bahan toksik

4.Iklim
Yang mempengaruhi seleksi lokasi: besar, frekuensi dan penyebaran musim hujan dan angin kencang serta pola suhu.

Idealnya, hujan tersebar secara merata sepanjang tahun dalam jumlah yang cukup untuk mengganti penguapan dan peresapan dan mengisi kolam dalam waktu yang cukup singkat.

Angin kencang di tempat-tempat tertentu sering mengakibatkan usaha budidaya tidak praktis, misal karamba jaring apung.

5.Akses pada bahan dan pasar
Seperti jalan atau fasilitas transpor lainnya, pakan dan bahan

c.Perairan berbentuk curahan: mata air, air sumur, air hujan

1.Mata air: kumpulan dari rembesan air di dalam tanah dan muncul ke permukaan bumi sebagai mata air. Umumnya jernih dan unsur hara yang dikandungnya tergantung jenis batuan yang terdapat di aliran air bawah tanah.  Batuan kapur maka airnya mengandung kalsium (Ca)

2.Air sumur: diperoleh dengan menggali tanah hingga kedalaman tertentu.

Sumber air bisa berasal dari sungai bawah tanah atau resapan air

3.Air hujan: berasal dari presipitasi uap air di udara.

Di permukaan bumi, curahan hujan tersebut sebagian meresap ke dalam tanah, dan sebagian lagi mengalir membentuk sungai dan menggenang membentuk danau

2. Perairan payau (6-29 ppt)

a. Perairan payau di muara sungai dan pantai

Sungai yang membawa air tawar dari daratan akan bermuara di pantai sehingga air tersebut bercampur dengan air laut membentuk air payau.

Perairan payau memiliki salinitas yang berfluktuasi dan dengan kisaran yang sangat lebar.  Kondisi demikian membentuk komunitas biota yang khas.

b. Perairan payau di rawa

Rawa payau adalah genangan air yang terbentuk akibat adanya cekungan di belakang garis pantai yang terisi (digenangi) air saat pasang air laut.
- stagnan
- fluktuasi salinitas tinggi

3. Perairan payau di paluh

Paluh adalah perairan laut yang menjorok jauh ke dalam daratan hingga membentuk seperti sungai.
- payau cenderung asin
- stagnan, sirkulasi air terjadi akibat adanya tenaga pasang surut

Perairan Laut (30-35 ppt)
Berdasarkan kedalaman:
laut dangkal (shallow sea) <30 m
laut dalam (deep sea) >30 m
Berdasarkan keterlindungannya:
laut terbuka
laut terlindung: teluk, selat, shallow sea marikultur (setelah dikaji aspek aksesibilitas, legalitas, hidrooseanografi, kualitas air, ekosistem, sosekbud

Wadah/struktur yang mengandung ikan budidaya dan lingkungan air tempat ikan hidup

Tipe fasilitas produksi bergantung kepada:
Faktor-faktor lingkungan seperti kualitas tanah, kualitas dan kuantitas air, topografi lahan

Faktor-faktor teknologi seperti jenis ikan, tingkat teknologi yang digunakan

Tidak semua daratan atau lingkungan perairan cocok untuk dibuat kolam.  Faktor-faktor yang mempengaruhi kecocokannya bagi budidaya banyak dan komplek.

Kriteria seleksi:
1. Kualitas dan kuantitas air
Air merupakan medium untuk ikan hidup, sehingga harus dipertahankan dalam jumlah dan kualitas.

Jumlah air bergantung pada:
- laju evaporasi dan rembesan
- jenis ikan yang dibudidayakan
- tingkat budidaya

Kualitas air ditentukan oleh:
- gas terlarut: O2 dan CO2
- kesadahan, alkalinitas, pH, suhu, salinitas, padatan       terlarut (organik & anorganik), bahan pencemar (industri, pertanian).

2.Topografi dan elevasi lahan
Topografi mempengaruhi
- tinggi tanggul
- luas kolam

Elevasi kolam yang diisi dan dikeringkan dengan pasang-surut, idealnya kolam tersebut dapat diisi hingga kedalaman 1-1,5 m dan dapat dikeringkan total dengan pasang surut harian, ~ 2 mingguan.

Kalau yang diisi dari air sungai/saluran, hendaknya elevasinya cukup rendah, dan kolam dapat diisi air hingga kedalaman 1-1,5 m.

Kalau yang diisi air dengan pompa, elevasi dapat mendekati permukaan sumber air.

3.Ketersediaan dan penggunaan lahan dan air
Harus tersedia dan dapat digunakan.  Ketersediaannya seringkali mrp pembatas utama diberbagai lokasi, seringkali terbatas secara sosial maupun hukum.

4.Kualitas tanah
Tekstur dan susunan kimia mrp 2 sifat tanah yang penting bagi budidaya.

Tekstur ~ kapasitas retensi air, tanah harus tidak permeabel bagi air

Susunan kimia ~ ketersediaan zat hara, keasaman, adanya bahan toksik

4.Iklim
Yang mempengaruhi seleksi lokasi: besar, frekuensi dan penyebaran musim hujan dan angin kencang serta pola suhu.

Idealnya, hujan tersebar secara merata sepanjang tahun dalam jumlah yang cukup untuk mengganti penguapan dan peresapan dan mengisi kolam dalam waktu yang cukup singkat.

Angin kencang di tempat-tempat tertentu sering mengakibatkan usaha budidaya tidak praktis, misal karamba jaring apung.

5.Akses pada bahan dan pasar
Seperti jalan atau fasilitas transpor lainnya, pakan dan bahan

c.Perairan berbentuk curahan: mata air, air sumur, air hujan

1.Mata air: kumpulan dari rembesan air di dalam tanah dan muncul ke permukaan bumi sebagai mata air. Umumnya jernih dan unsur hara yang dikandungnya tergantung jenis batuan yang terdapat di aliran air bawah tanah.  Batuan kapur maka airnya mengandung kalsium (Ca)

2.Air sumur: diperoleh dengan menggali tanah hingga kedalaman tertentu.

Sumber air bisa berasal dari sungai bawah tanah atau resapan air

3.Air hujan: berasal dari presipitasi uap air di udara.

Di permukaan bumi, curahan hujan tersebut sebagian meresap ke dalam tanah, dan sebagian lagi mengalir membentuk sungai dan menggenang membentuk danau

2. Perairan payau (6-29 ppt)

a. Perairan payau di muara sungai dan pantai

Sungai yang membawa air tawar dari daratan akan bermuara di pantai sehingga air tersebut bercampur dengan air laut membentuk air payau.

Perairan payau memiliki salinitas yang berfluktuasi dan dengan kisaran yang sangat lebar.  Kondisi demikian membentuk komunitas biota yang khas.

b. Perairan payau di rawa

Rawa payau adalah genangan air yang terbentuk akibat adanya cekungan di belakang garis pantai yang terisi (digenangi) air saat pasang air laut.
- stagnan
- fluktuasi salinitas tinggi

3. Perairan payau di paluh

Paluh adalah perairan laut yang menjorok jauh ke dalam daratan hingga membentuk seperti sungai.
- payau cenderung asin
- stagnan, sirkulasi air terjadi akibat adanya tenaga pasang surut

Perairan Laut (30-35 ppt)
Berdasarkan kedalaman:
laut dangkal (shallow sea) <30 m
laut dalam (deep sea) >30 m
Berdasarkan keterlindungannya:
laut terbuka
laut terlindung: teluk, selat, shallow sea marikultur (setelah dikaji aspek aksesibilitas, legalitas, hidrooseanografi, kualitas air, ekosistem, sosekbud

Wadah/struktur yang mengandung ikan budidaya dan lingkungan air tempat ikan hidup

Tipe fasilitas produksi bergantung kepada:
Faktor-faktor lingkungan seperti kualitas tanah, kualitas dan kuantitas air, topografi lahan

Faktor-faktor teknologi seperti jenis ikan, tingkat teknologi yang digunakan

Tidak semua daratan atau lingkungan perairan cocok untuk dibuat kolam.  Faktor-faktor yang mempengaruhi kecocokannya bagi budidaya banyak dan komplek.

Kriteria seleksi:
1. Kualitas dan kuantitas air
Air merupakan medium untuk ikan hidup, sehingga harus dipertahankan dalam jumlah dan kualitas.

Jumlah air bergantung pada:
- laju evaporasi dan rembesan
- jenis ikan yang dibudidayakan
- tingkat budidaya

Kualitas air ditentukan oleh:
- gas terlarut: O2 dan CO2
- kesadahan, alkalinitas, pH, suhu, salinitas, padatan       terlarut (organik & anorganik), bahan pencemar (industri, pertanian).

2.Topografi dan elevasi lahan
Topografi mempengaruhi
- tinggi tanggul
- luas kolam

Elevasi kolam yang diisi dan dikeringkan dengan pasang-surut, idealnya kolam tersebut dapat diisi hingga kedalaman 1-1,5 m dan dapat dikeringkan total dengan pasang surut harian, ~ 2 mingguan.

Kalau yang diisi dari air sungai/saluran, hendaknya elevasinya cukup rendah, dan kolam dapat diisi air hingga kedalaman 1-1,5 m.

Kalau yang diisi air dengan pompa, elevasi dapat mendekati permukaan sumber air.

3.Ketersediaan dan penggunaan lahan dan air
Harus tersedia dan dapat digunakan.  Ketersediaannya seringkali mrp pembatas utama diberbagai lokasi, seringkali terbatas secara sosial maupun hukum.

4.Kualitas tanah
Tekstur dan susunan kimia mrp 2 sifat tanah yang penting bagi budidaya.

Tekstur ~ kapasitas retensi air, tanah harus tidak permeabel bagi air

Susunan kimia ~ ketersediaan zat hara, keasaman, adanya bahan toksik

4.Iklim
Yang mempengaruhi seleksi lokasi: besar, frekuensi dan penyebaran musim hujan dan angin kencang serta pola suhu.

Idealnya, hujan tersebar secara merata sepanjang tahun dalam jumlah yang cukup untuk mengganti penguapan dan peresapan dan mengisi kolam dalam waktu yang cukup singkat.

Angin kencang di tempat-tempat tertentu sering mengakibatkan usaha budidaya tidak praktis, misal karamba jaring apung.

5.Akses pada bahan dan pasar
Seperti jalan atau fasilitas transpor lainnya, pakan dan bahan penting lain serta pasar dalam jarak yang terjangkau.




0 komentar:

Posting Komentar