Kamis, 25 Oktober 2012

Berbagai Sistem Akuakultur di Indonesia

1. Kolam air tenang
Kolam tanah, tergenang, kedalaman rata-rata tidak melebihi 1,5-2,0 m, air yang masuk hanya untuk mengganti penguapan (evaporasi) dan rembesan (infiltrasi)
Proses ekologis: produksi, konsumsi, dekomposisi

2. Kolam air deras (raceway)
Kolam beton, debit 10-100 kali kolam air tenang (10 menit seluruh air kolam terganti semua), padat penebaran tinggi
Proses ekologis: konsumsi

Kolam air tenang
3. Tambak
Mirip dengan kolam air tenang, berbeda dalam hal lokasi dan sumber air yang digunakan

4. Jaring apung (cage culture)
Wadah berupa jaring yang mengapung (floating net cage) dengan bantuan pelampung dan ditempatkan di perairan seperti danau, waduk, selat, teluk, dengan kedalaman 7-40 m.

Kontruksi Karamba Jaring Apung (KJA) 
























KJA di laut

























5. Jaring tancap (fixed net cage)
Wadah berupa jaring yang diikatkan pada patok yang menancap ke dasar perairan
Sederhana, perairan dangkal (3-7 m), padat penebaran rendah dibanding KJA.


















6. Karamba dan kombongan
Wadah budidaya berupa kandang yang terbuat dari kayu, papan, bambu yang ditempatkan di dasar sungai.
karamba
kombongan
7. Sawah
- Kedalaman air 10-15 cm atau lebih
- Tanggul sawah dinaikkan hingga minimum 30 cm
- Kanal tempat aman bagi ikan dibuat ditengah petak
- Pemeliharaan ikan bersama padi penyelang, palawija, mina padi

8. Kandang (pen culture)
Wadah berupa kandang dengan dinding terbuat dari jaring yang ditunjang oleh patok bambu, sementara dasar kandang berupa dasar perairan. Perairan laut dangkal (1-3 m saat pasang), luas 100-50.000 m2 ), kepadatan 0,1 ekor/m2, tidak dilakukan pemberian pakan.
9. Sekat
Wadah budidaya berupa teluk kecil atau selat sempit yang disekat.  Sebagian besar dinding wadah bersifat alamiah kecuali sekat/pagar penghalang.Teknologi sederhana, mengandalkan pakan alami.
Pemilihan lokasi: karakteristik aspek geomorfologi, hidro-oseanografi, kualitas air, ekosistem, sosekbud.

10. Longline  dan rakit
Longline: sistem teknologi budidaya dengan menggunakan tambang sebagai komponen utama wadah produksi.

Rakit: seperti longline, tetapi bahan yang digunakan berupa bambu yang dirangkai seperti rakit.

Organisme budidaya: rumput laut, kerang mutiara, kerang konsumsi (oyster, abalone)
11. Bak, akuarium, tangki dan resirkulasi
-Sering digunakan di hatchery
-Perlu dukungan instalasi air, udara, listrik
-Resirkulasi yaitu penghematan air dan lahan




















12. Sea ranching dan restocking
Ranching: pemeliharaan ikan dalam suatu kawasan perairan dan kawasan tersebut memiliki isolasi alamiah sehingga ikan yang ditebar (restocking) bisa dipastikan tidak bisa berpindah tempat dan dapat ditangkap kembali (recapture)

pulau dengan terumbu karang, laguna, dan karang penghalang
perlu kajian tentang ekosistem perairan (keragaman dan kelimpahan biota, peranan dan posisi biota dalam piramida dan rantai makanan) sosekbud masyarakat sekitar

ikan-ikan karang (kerapu, kakap putih, baronang, teripang, abalone)
Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa telah berjalan
Indonesia: secara teknis sangat mungkin, secara sosial budaya perlu persiapan
Lebih dari 75% produksi ikan budidaya dunia dihasilkan dari kolam

Akuakultur terpadu: pemeliharan ikan dan tanaman atau hewan lain dalam wadah/lahan budidaya yang sama

Mina-padi: budidaya terpadu antara ikan dan padi di sawah

Long-yam: budidaya terpadu antara ikan dan ayam

Long-tik   : budidaya terpadu antara ikan dan itik

Budidaya ikan dan tanaman akuatik dengan metode hidroponik dalam sistem resirkulasi

0 komentar:

Posting Komentar