This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 29 Oktober 2012

Jenis dan Karakteristik Kultivan

JENIS ORGANISME BUDIDAYA (KULTIVAN)

1.Kelompok Ikan
a.Ikan air tawar
-Ikan Karper (Cyprinus carpio)
-Ikan Gurami (Osphronemus gourami)
-Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus)
-Ikan Lele lokal (Clarias batracus)
-Ikan Nila (Sarotherodon niloticus)

b.Ikan air laut
Ikan Kerapu  (Epinephelus sp)
Ikan Beronang (Siganus sp)
Ikan Kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)
Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus)
Ikan Belanak (Mugil sp)  

c.Ikan air payau
Ikan Bandeng  (Chanos-chanos)
Ikan Mujair  (Tilapia mosambicus)
Ikan Kakap putih (Lates calcarifer)
Ikan Belanak (Mugil sp)
Ikan Beronang (Siganus sp)

2.Kelompok Crustaceae
-Udang Windu (Penaeus monodon)
-Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)
-Udang Barong/Lobster (Panilurus sp)
-Udang Gala (Mcrobrchium rosembergi)
-Lobster Air Tawar (Cherax sp)
-Kepiting Bakau (Scylla sp)
-Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus)
-Dan lain-lain

3.Kelompok Kerang-kerangan

-Kerang Mutiara (Pinctda maxima)
-Kerang Hijau (Perna viridis)
-Kerang darah (Anadara granosa)
-Kima sisik (Tridacna squamosa)
-Tiram (Crassostrea iredalei)

4.Kelompok Mamalia
-Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)
-Penyu Hijau (Chelonia mydas)
-Penyu Belimbing
-Penyu Bromo
-Penyu Sisik semu

5.Kelompok Echinodermata
Teripang Pasir (Holothuria scabra)
Bulu babi duri landak (Echimus esculentus)

6.Kelompok Siput atau Gastropoda
-Lola (Trochus niloticus)
-Batulaga (Turbo marmoratus)
-Abalon atau Mata Tujuh (Haliotis asenina )
-Siput Gonggong (Strombus canarium)

7.Kelompok Alga (Rumput Laut)
-Kelompok Karaginofit (Kappaphycus alvarezii)
-Kelompok Agarofit (Gracillaria sp)
-Kelompok Alginat (Sargassum sp)

KARAKTERISTIK KULTIVAN YANG BAIK

1.Reproduksi
2.Kebiasaan makan
3.Kemampuan hidup berdesak-desakan
4.Tahan terhadap penyakit
5.Tumbuh cepat
6.Tahan terhadap perubahan kualitas air
7.Kemudahan dalam penanganan
8.Diterima oleh masyarakat

1.Reproduksi

Kultivan yang baik adalah spesies yang benihnya tersedia sepanjang tahun dalam jumlah yang cukup. Dengan kata lain bahwa spesies tersebut telah dapat dipijahkan dalam hatchery atau benihnya dapat dikumpulkan dari  alam dalam jumlah yang cukup dan kontinyu

2.Kebiasaan makan (Food Habit)

Kultivan yang baik dan efisien untuk dibudidayakan adalah yang memiliki rantai makanan yang pendek misalnya ikan-ikan herbivora.  Ikan herbivora dapat memanfaatkan makanan alami yang tumbuh di dalam kolam/tambak.  Ikan herbivora sangat efisien dalam memanfaatkan energi makanan, serta dapat mengkonsumsi pakan buatan (pelet) yang diberikan pada saat dibudidayakan.

3.Kemampuan hidup berdesak-desakan(Adaptability to crowd)

Kultivan yang memenuhi karakteristik ini, dapat ditebar dalam jumlah banyak (padat penebaran tinggi) dalam suatu fasilitas budidaya (kolam/tambak), namun tidak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan sintasannya selama proses budidaya.

4.Tahan terhadap penyakit

Kultivan yang memenuhi karakteristik ini adalah spesies yang tahan terhadap infeksi parasit atau penyakit yang berpeluang timbul atau menyerang organisme budidaya selama proses pemeliharaan.  Karakteristik ini dapat dicapai melalui :
-Pemiliham benih unggul
-Pemilihan induk  sehat untuk dipijahkan
-Benih hasil selective breeding
-Perbaikan lingkungan budidaya

5.Tumbuh cepat

Kultivan yang memenuhi karakteristik ini tidak memerlukan waktu pembesaran yang lama untuk mencapai ukuran konsumsi (marketing zise) sehingga dapat menghemat biaya produksi.

6.Tahan terhadap perubahan kualitas air

Kultivan yang memenuhi karakteristik ini adalah sepesies yang mempunyai kemampuan adaptasi yang luas terhadap berbagai parameter kualitas air misalnya : suhu, salinitas, oksigen terlarut, pH, kekeruhan dan lain-lain.

7.Kemudahan dalam penanganan (Hardy)

Kultivan yang memenuhi karakteristik ini adalah spesies yang mudah dalam penanganan selama proses budidaya berlangsung yang meliputi :
-Penanganan benih dan transportasinya.
-Penanganan selama budidaya (pembesaran).
-Penanganan panen dan pasca panen

8.Diterima oleh masyarakat (Aceptability)

Kultivan yang memenuhi karakteristik ini adalah spesies yang  dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, sehingga mempunyai prospek pasar baik pasar lokal, regional maupun internasional (Ekspor).

Kamis, 25 Oktober 2012

Berbagai Sistem Akuakultur di Indonesia

1. Kolam air tenang
Kolam tanah, tergenang, kedalaman rata-rata tidak melebihi 1,5-2,0 m, air yang masuk hanya untuk mengganti penguapan (evaporasi) dan rembesan (infiltrasi)
Proses ekologis: produksi, konsumsi, dekomposisi

2. Kolam air deras (raceway)
Kolam beton, debit 10-100 kali kolam air tenang (10 menit seluruh air kolam terganti semua), padat penebaran tinggi
Proses ekologis: konsumsi

Kolam air tenang
3. Tambak
Mirip dengan kolam air tenang, berbeda dalam hal lokasi dan sumber air yang digunakan

4. Jaring apung (cage culture)
Wadah berupa jaring yang mengapung (floating net cage) dengan bantuan pelampung dan ditempatkan di perairan seperti danau, waduk, selat, teluk, dengan kedalaman 7-40 m.

Kontruksi Karamba Jaring Apung (KJA) 
























KJA di laut

























5. Jaring tancap (fixed net cage)
Wadah berupa jaring yang diikatkan pada patok yang menancap ke dasar perairan
Sederhana, perairan dangkal (3-7 m), padat penebaran rendah dibanding KJA.


















6. Karamba dan kombongan
Wadah budidaya berupa kandang yang terbuat dari kayu, papan, bambu yang ditempatkan di dasar sungai.
karamba
kombongan
7. Sawah
- Kedalaman air 10-15 cm atau lebih
- Tanggul sawah dinaikkan hingga minimum 30 cm
- Kanal tempat aman bagi ikan dibuat ditengah petak
- Pemeliharaan ikan bersama padi penyelang, palawija, mina padi

8. Kandang (pen culture)
Wadah berupa kandang dengan dinding terbuat dari jaring yang ditunjang oleh patok bambu, sementara dasar kandang berupa dasar perairan. Perairan laut dangkal (1-3 m saat pasang), luas 100-50.000 m2 ), kepadatan 0,1 ekor/m2, tidak dilakukan pemberian pakan.
9. Sekat
Wadah budidaya berupa teluk kecil atau selat sempit yang disekat.  Sebagian besar dinding wadah bersifat alamiah kecuali sekat/pagar penghalang.Teknologi sederhana, mengandalkan pakan alami.
Pemilihan lokasi: karakteristik aspek geomorfologi, hidro-oseanografi, kualitas air, ekosistem, sosekbud.

10. Longline  dan rakit
Longline: sistem teknologi budidaya dengan menggunakan tambang sebagai komponen utama wadah produksi.

Rakit: seperti longline, tetapi bahan yang digunakan berupa bambu yang dirangkai seperti rakit.

Organisme budidaya: rumput laut, kerang mutiara, kerang konsumsi (oyster, abalone)
11. Bak, akuarium, tangki dan resirkulasi
-Sering digunakan di hatchery
-Perlu dukungan instalasi air, udara, listrik
-Resirkulasi yaitu penghematan air dan lahan




















12. Sea ranching dan restocking
Ranching: pemeliharaan ikan dalam suatu kawasan perairan dan kawasan tersebut memiliki isolasi alamiah sehingga ikan yang ditebar (restocking) bisa dipastikan tidak bisa berpindah tempat dan dapat ditangkap kembali (recapture)

pulau dengan terumbu karang, laguna, dan karang penghalang
perlu kajian tentang ekosistem perairan (keragaman dan kelimpahan biota, peranan dan posisi biota dalam piramida dan rantai makanan) sosekbud masyarakat sekitar

ikan-ikan karang (kerapu, kakap putih, baronang, teripang, abalone)
Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa telah berjalan
Indonesia: secara teknis sangat mungkin, secara sosial budaya perlu persiapan
Lebih dari 75% produksi ikan budidaya dunia dihasilkan dari kolam

Akuakultur terpadu: pemeliharan ikan dan tanaman atau hewan lain dalam wadah/lahan budidaya yang sama

Mina-padi: budidaya terpadu antara ikan dan padi di sawah

Long-yam: budidaya terpadu antara ikan dan ayam

Long-tik   : budidaya terpadu antara ikan dan itik

Budidaya ikan dan tanaman akuatik dengan metode hidroponik dalam sistem resirkulasi

Sistem dan Teknologi Akuakultur


Definisi: wadah produksi beserta komponen lainnya dan teknologi yang diterapkan pada wadah tersebut serta bekerja sinergis dalam rangka mencapai tujuan akuakultur
Tujuan akuakultur: memproduksi ikan dan akhirnya mendapatkan keuntungan

Terdapat sedikitnya 13 sistem akuakultur yang dikelompokkan menjadi:

A. Land-base aquaculture

1. kolam air tenang
2. kolam air deras
3. tambak
4. sawah
5. bak, akuarium, tangki


B.  Water-based aquaculture

6.  jaring apung
7.  jaring tancap
8.  karamba
9.  kombongan
10.kandang (pen culture)
11.longline
12.rakit
13.sekat (enclosure)


Rabu, 24 Oktober 2012

Interelasi Komponen Akuakultur


Sumberdaya air

Sumberdaya air secara kuantitatif maupun kualitatif merupakan prasyarat untuk bisa berlangsungnya kegiatan akuakultur.

Perairan tawar (0-5 ppt, part per thousand)

a.Perairan berbentuk aliran: sungai dan saluran irigasi

1.Sungai: aliran di permukaan bumi yang terjadi    secara alamiah, bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah

2.Saluran irigasi: aliran air di permukaan bumi yang terjadi bukan secara alamiah, melainkan sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai keperluan


b.Perairan berbentuk genangan: danau, waduk, situ

1.Danau: genangan air di permukaan bumi yang terjadi secara alamiah
oligotrofik: danau yang tidak subur
eutrofik: danau yang subur
mesotrofik: danau dengan kesuburan sedang

2.Waduk: danau buatan yang dibangun dengan cara membendung sungai dengan dam (bendungan)
aliran (sungai)stagnant

3.Situ: danau atau waduk yang berukuran relatif kecil, baik luasan, kedalaman, maupun volume airnya. Kedalaman sekitar 1-7 m dan menjadi kering ketika musim kemarau


c.Perairan berbentuk curahan: mata air, air sumur, air hujan

1.Mata air: kumpulan dari rembesan air di dalam tanah dan muncul ke permukaan bumi sebagai mata air. Umumnya jernih dan unsur hara yang dikandungnya tergantung jenis batuan yang terdapat di aliran air bawah tanah.  Batuan kapur maka airnya mengandung kalsium (Ca)

2.Air sumur: diperoleh dengan menggali tanah hingga kedalaman tertentu.

Sumber air bisa berasal dari sungai bawah tanah atau resapan air

3.Air hujan: berasal dari presipitasi uap air di udara.

Di permukaan bumi, curahan hujan tersebut sebagian meresap ke dalam tanah, dan sebagian lagi mengalir membentuk sungai dan menggenang membentuk danau

2. Perairan payau (6-29 ppt)

a. Perairan payau di muara sungai dan pantai

Sungai yang membawa air tawar dari daratan akan bermuara di pantai sehingga air tersebut bercampur dengan air laut membentuk air payau.

Perairan payau memiliki salinitas yang berfluktuasi dan dengan kisaran yang sangat lebar.  Kondisi demikian membentuk komunitas biota yang khas.

b. Perairan payau di rawa

Rawa payau adalah genangan air yang terbentuk akibat adanya cekungan di belakang garis pantai yang terisi (digenangi) air saat pasang air laut.
- stagnan
- fluktuasi salinitas tinggi

3. Perairan payau di paluh

Paluh adalah perairan laut yang menjorok jauh ke dalam daratan hingga membentuk seperti sungai.
- payau cenderung asin
- stagnan, sirkulasi air terjadi akibat adanya tenaga pasang surut

Perairan Laut (30-35 ppt)
Berdasarkan kedalaman:
laut dangkal (shallow sea) <30 m
laut dalam (deep sea) >30 m
Berdasarkan keterlindungannya:
laut terbuka
laut terlindung: teluk, selat, shallow sea marikultur (setelah dikaji aspek aksesibilitas, legalitas, hidrooseanografi, kualitas air, ekosistem, sosekbud

Wadah/struktur yang mengandung ikan budidaya dan lingkungan air tempat ikan hidup

Tipe fasilitas produksi bergantung kepada:
Faktor-faktor lingkungan seperti kualitas tanah, kualitas dan kuantitas air, topografi lahan

Faktor-faktor teknologi seperti jenis ikan, tingkat teknologi yang digunakan

Tidak semua daratan atau lingkungan perairan cocok untuk dibuat kolam.  Faktor-faktor yang mempengaruhi kecocokannya bagi budidaya banyak dan komplek.

Kriteria seleksi:
1. Kualitas dan kuantitas air
Air merupakan medium untuk ikan hidup, sehingga harus dipertahankan dalam jumlah dan kualitas.

Jumlah air bergantung pada:
- laju evaporasi dan rembesan
- jenis ikan yang dibudidayakan
- tingkat budidaya

Kualitas air ditentukan oleh:
- gas terlarut: O2 dan CO2
- kesadahan, alkalinitas, pH, suhu, salinitas, padatan       terlarut (organik & anorganik), bahan pencemar (industri, pertanian).

2.Topografi dan elevasi lahan
Topografi mempengaruhi
- tinggi tanggul
- luas kolam

Elevasi kolam yang diisi dan dikeringkan dengan pasang-surut, idealnya kolam tersebut dapat diisi hingga kedalaman 1-1,5 m dan dapat dikeringkan total dengan pasang surut harian, ~ 2 mingguan.

Kalau yang diisi dari air sungai/saluran, hendaknya elevasinya cukup rendah, dan kolam dapat diisi air hingga kedalaman 1-1,5 m.

Kalau yang diisi air dengan pompa, elevasi dapat mendekati permukaan sumber air.

3.Ketersediaan dan penggunaan lahan dan air
Harus tersedia dan dapat digunakan.  Ketersediaannya seringkali mrp pembatas utama diberbagai lokasi, seringkali terbatas secara sosial maupun hukum.

4.Kualitas tanah
Tekstur dan susunan kimia mrp 2 sifat tanah yang penting bagi budidaya.

Tekstur ~ kapasitas retensi air, tanah harus tidak permeabel bagi air

Susunan kimia ~ ketersediaan zat hara, keasaman, adanya bahan toksik

4.Iklim
Yang mempengaruhi seleksi lokasi: besar, frekuensi dan penyebaran musim hujan dan angin kencang serta pola suhu.

Idealnya, hujan tersebar secara merata sepanjang tahun dalam jumlah yang cukup untuk mengganti penguapan dan peresapan dan mengisi kolam dalam waktu yang cukup singkat.

Angin kencang di tempat-tempat tertentu sering mengakibatkan usaha budidaya tidak praktis, misal karamba jaring apung.

5.Akses pada bahan dan pasar
Seperti jalan atau fasilitas transpor lainnya, pakan dan bahan

c.Perairan berbentuk curahan: mata air, air sumur, air hujan

1.Mata air: kumpulan dari rembesan air di dalam tanah dan muncul ke permukaan bumi sebagai mata air. Umumnya jernih dan unsur hara yang dikandungnya tergantung jenis batuan yang terdapat di aliran air bawah tanah.  Batuan kapur maka airnya mengandung kalsium (Ca)

2.Air sumur: diperoleh dengan menggali tanah hingga kedalaman tertentu.

Sumber air bisa berasal dari sungai bawah tanah atau resapan air

3.Air hujan: berasal dari presipitasi uap air di udara.

Di permukaan bumi, curahan hujan tersebut sebagian meresap ke dalam tanah, dan sebagian lagi mengalir membentuk sungai dan menggenang membentuk danau

2. Perairan payau (6-29 ppt)

a. Perairan payau di muara sungai dan pantai

Sungai yang membawa air tawar dari daratan akan bermuara di pantai sehingga air tersebut bercampur dengan air laut membentuk air payau.

Perairan payau memiliki salinitas yang berfluktuasi dan dengan kisaran yang sangat lebar.  Kondisi demikian membentuk komunitas biota yang khas.

b. Perairan payau di rawa

Rawa payau adalah genangan air yang terbentuk akibat adanya cekungan di belakang garis pantai yang terisi (digenangi) air saat pasang air laut.
- stagnan
- fluktuasi salinitas tinggi

3. Perairan payau di paluh

Paluh adalah perairan laut yang menjorok jauh ke dalam daratan hingga membentuk seperti sungai.
- payau cenderung asin
- stagnan, sirkulasi air terjadi akibat adanya tenaga pasang surut

Perairan Laut (30-35 ppt)
Berdasarkan kedalaman:
laut dangkal (shallow sea) <30 m
laut dalam (deep sea) >30 m
Berdasarkan keterlindungannya:
laut terbuka
laut terlindung: teluk, selat, shallow sea marikultur (setelah dikaji aspek aksesibilitas, legalitas, hidrooseanografi, kualitas air, ekosistem, sosekbud

Wadah/struktur yang mengandung ikan budidaya dan lingkungan air tempat ikan hidup

Tipe fasilitas produksi bergantung kepada:
Faktor-faktor lingkungan seperti kualitas tanah, kualitas dan kuantitas air, topografi lahan

Faktor-faktor teknologi seperti jenis ikan, tingkat teknologi yang digunakan

Tidak semua daratan atau lingkungan perairan cocok untuk dibuat kolam.  Faktor-faktor yang mempengaruhi kecocokannya bagi budidaya banyak dan komplek.

Kriteria seleksi:
1. Kualitas dan kuantitas air
Air merupakan medium untuk ikan hidup, sehingga harus dipertahankan dalam jumlah dan kualitas.

Jumlah air bergantung pada:
- laju evaporasi dan rembesan
- jenis ikan yang dibudidayakan
- tingkat budidaya

Kualitas air ditentukan oleh:
- gas terlarut: O2 dan CO2
- kesadahan, alkalinitas, pH, suhu, salinitas, padatan       terlarut (organik & anorganik), bahan pencemar (industri, pertanian).

2.Topografi dan elevasi lahan
Topografi mempengaruhi
- tinggi tanggul
- luas kolam

Elevasi kolam yang diisi dan dikeringkan dengan pasang-surut, idealnya kolam tersebut dapat diisi hingga kedalaman 1-1,5 m dan dapat dikeringkan total dengan pasang surut harian, ~ 2 mingguan.

Kalau yang diisi dari air sungai/saluran, hendaknya elevasinya cukup rendah, dan kolam dapat diisi air hingga kedalaman 1-1,5 m.

Kalau yang diisi air dengan pompa, elevasi dapat mendekati permukaan sumber air.

3.Ketersediaan dan penggunaan lahan dan air
Harus tersedia dan dapat digunakan.  Ketersediaannya seringkali mrp pembatas utama diberbagai lokasi, seringkali terbatas secara sosial maupun hukum.

4.Kualitas tanah
Tekstur dan susunan kimia mrp 2 sifat tanah yang penting bagi budidaya.

Tekstur ~ kapasitas retensi air, tanah harus tidak permeabel bagi air

Susunan kimia ~ ketersediaan zat hara, keasaman, adanya bahan toksik

4.Iklim
Yang mempengaruhi seleksi lokasi: besar, frekuensi dan penyebaran musim hujan dan angin kencang serta pola suhu.

Idealnya, hujan tersebar secara merata sepanjang tahun dalam jumlah yang cukup untuk mengganti penguapan dan peresapan dan mengisi kolam dalam waktu yang cukup singkat.

Angin kencang di tempat-tempat tertentu sering mengakibatkan usaha budidaya tidak praktis, misal karamba jaring apung.

5.Akses pada bahan dan pasar
Seperti jalan atau fasilitas transpor lainnya, pakan dan bahan

c.Perairan berbentuk curahan: mata air, air sumur, air hujan

1.Mata air: kumpulan dari rembesan air di dalam tanah dan muncul ke permukaan bumi sebagai mata air. Umumnya jernih dan unsur hara yang dikandungnya tergantung jenis batuan yang terdapat di aliran air bawah tanah.  Batuan kapur maka airnya mengandung kalsium (Ca)

2.Air sumur: diperoleh dengan menggali tanah hingga kedalaman tertentu.

Sumber air bisa berasal dari sungai bawah tanah atau resapan air

3.Air hujan: berasal dari presipitasi uap air di udara.

Di permukaan bumi, curahan hujan tersebut sebagian meresap ke dalam tanah, dan sebagian lagi mengalir membentuk sungai dan menggenang membentuk danau

2. Perairan payau (6-29 ppt)

a. Perairan payau di muara sungai dan pantai

Sungai yang membawa air tawar dari daratan akan bermuara di pantai sehingga air tersebut bercampur dengan air laut membentuk air payau.

Perairan payau memiliki salinitas yang berfluktuasi dan dengan kisaran yang sangat lebar.  Kondisi demikian membentuk komunitas biota yang khas.

b. Perairan payau di rawa

Rawa payau adalah genangan air yang terbentuk akibat adanya cekungan di belakang garis pantai yang terisi (digenangi) air saat pasang air laut.
- stagnan
- fluktuasi salinitas tinggi

3. Perairan payau di paluh

Paluh adalah perairan laut yang menjorok jauh ke dalam daratan hingga membentuk seperti sungai.
- payau cenderung asin
- stagnan, sirkulasi air terjadi akibat adanya tenaga pasang surut

Perairan Laut (30-35 ppt)
Berdasarkan kedalaman:
laut dangkal (shallow sea) <30 m
laut dalam (deep sea) >30 m
Berdasarkan keterlindungannya:
laut terbuka
laut terlindung: teluk, selat, shallow sea marikultur (setelah dikaji aspek aksesibilitas, legalitas, hidrooseanografi, kualitas air, ekosistem, sosekbud

Wadah/struktur yang mengandung ikan budidaya dan lingkungan air tempat ikan hidup

Tipe fasilitas produksi bergantung kepada:
Faktor-faktor lingkungan seperti kualitas tanah, kualitas dan kuantitas air, topografi lahan

Faktor-faktor teknologi seperti jenis ikan, tingkat teknologi yang digunakan

Tidak semua daratan atau lingkungan perairan cocok untuk dibuat kolam.  Faktor-faktor yang mempengaruhi kecocokannya bagi budidaya banyak dan komplek.

Kriteria seleksi:
1. Kualitas dan kuantitas air
Air merupakan medium untuk ikan hidup, sehingga harus dipertahankan dalam jumlah dan kualitas.

Jumlah air bergantung pada:
- laju evaporasi dan rembesan
- jenis ikan yang dibudidayakan
- tingkat budidaya

Kualitas air ditentukan oleh:
- gas terlarut: O2 dan CO2
- kesadahan, alkalinitas, pH, suhu, salinitas, padatan       terlarut (organik & anorganik), bahan pencemar (industri, pertanian).

2.Topografi dan elevasi lahan
Topografi mempengaruhi
- tinggi tanggul
- luas kolam

Elevasi kolam yang diisi dan dikeringkan dengan pasang-surut, idealnya kolam tersebut dapat diisi hingga kedalaman 1-1,5 m dan dapat dikeringkan total dengan pasang surut harian, ~ 2 mingguan.

Kalau yang diisi dari air sungai/saluran, hendaknya elevasinya cukup rendah, dan kolam dapat diisi air hingga kedalaman 1-1,5 m.

Kalau yang diisi air dengan pompa, elevasi dapat mendekati permukaan sumber air.

3.Ketersediaan dan penggunaan lahan dan air
Harus tersedia dan dapat digunakan.  Ketersediaannya seringkali mrp pembatas utama diberbagai lokasi, seringkali terbatas secara sosial maupun hukum.

4.Kualitas tanah
Tekstur dan susunan kimia mrp 2 sifat tanah yang penting bagi budidaya.

Tekstur ~ kapasitas retensi air, tanah harus tidak permeabel bagi air

Susunan kimia ~ ketersediaan zat hara, keasaman, adanya bahan toksik

4.Iklim
Yang mempengaruhi seleksi lokasi: besar, frekuensi dan penyebaran musim hujan dan angin kencang serta pola suhu.

Idealnya, hujan tersebar secara merata sepanjang tahun dalam jumlah yang cukup untuk mengganti penguapan dan peresapan dan mengisi kolam dalam waktu yang cukup singkat.

Angin kencang di tempat-tempat tertentu sering mengakibatkan usaha budidaya tidak praktis, misal karamba jaring apung.

5.Akses pada bahan dan pasar
Seperti jalan atau fasilitas transpor lainnya, pakan dan bahan penting lain serta pasar dalam jarak yang terjangkau.